Monday, January 12, 2015

11 Alasan Mengapa Liburan Saya di Makassar pada Januari 2015 Adalah Liburan Paling Sempurna

So, yes, I went back. After more than 16 months.

Tiga semester sebelumnya, hadiah yang saya berikan untuk diri saya setiap kali selesai ujian akhir adalah tidur, makan sepuasnya, lalu membaca buku-buku seharian di atas tempat tidur sampe mengantuk, kemudian terbangun karena lapar, lalu makan, lalu baca buku lagi, sampai tertidur lagi, dan seterusnya. Hidup ini indah. Tapi di akhir semester empat, saya ingin menghadiahkan diri saya sesuatu yang pantas saya dapatkan. Dan saya membeli hadiah itu dua bulan sebelum saya menyentuhnya. Saya akhirnya pulang ke Makassar.

And it was the most perfect post-exam reward I gave to myself. 
And it became the most perfect holiday since 2013.
Kenapa?

1. Karena Benji dan Riri Hadir Bagaikan Malaikat
Semalam sebelumnya saya diberi tahu oleh Amdy dan Fikar bahwa dua orang ini akan mengangkut teman-teman kita ke bandara. Saya terenyuh. Kesetiaan mereka pada angkatan ini dari dulu tidak hanya dibuktikan dengan hadir pada acara makan-makan, tetapi juga mengantar teman-teman kemana-mana. Keluar makan, keluar karaoke, pergi bandara, dan sebagainya. Tanpa mereka, pasti saya akan mengeluarkan lebih banyak biaya. (Tolong April jangan bilang 'nda goyang ji CIMB' nah).
Terima kasih Benji dan Riri.
CEPAT KI ITU NAIK UJIAN MEJA DI'.


2. Karena Amdy dan Chris Membawa Kabar Gembira Yang Lebih Gembira dari Kabar-kabar Gembira Lainnya
Dan Christiansen Frisilya Perangin-Angin resmi menjadi orang kedua di angkatan ini yang bekerja bersama BUMN. Setelah Dita di J*******k, Chris dalam hitungan hari saja akan berstatus sebagai Pegawai OjekHI OJK. Luar biasa sungguh teman-teman ini. Tunggu mi saya sama Dissa nanti ikut-ikutan juga kerja di BUMN. Pos Indonesia, biar bisa ki keliling NKRI dan cari jodoh dari Sabang sampai Merauke, dari Bima sampai Soni, dari Donri-donri sampai desa Cia-cia.
Trus apa bede kabar gembiranya Amdy? Ehehehe, tunggu mi sampai dia dapat giliran diantar ke bandara.

3. Karena Fikar, Apip dan Ridho Ternyata Pria Paling Macho se-BTP
Pulang ke Makassar, saya menyadari ternyata mereka telah berubah. Semua ini karena produk Barat. Ya, Murray's Pomade itu telah menjatuhkan ideologi mereka. Mereka tidak lagi menggunakan produk lokal seperti minyak urang-aring atau Gatsby. Sungguh perubahan drastis. Dengan Murray's Pomade itu, mereka kini dinobatkan sebagai pria paling tampan se-BTP. Tidak mengherankan jika Dilah, tetangga mereka, diam-diam suka melirik mereka sambil pura-pura jemur baju dan dengar lagu Gita KDI. Apalagi kalo naik motor gede mi Ridho. Heeem... Na kalah-kalah pesonanya Fais atau Ishaq atau Ikki waktu Maba.

4. Karena Chida Tambah Putih dan Dwi dan Dissa Tambah Cantik
Seputih-putihnya Nu yang ada darah Cina nya, seputih-putihnya Vinsen yang kuliah di Cina, seputih-putihnya Hutry yang minum glukogen, lebih putih ki Chida sekarang. Serius ka' teman-teman. Mungkin karena Pertamina Foundation suka bagi-bagi SK-II gratis. Atau mungkin Chida mau ikut pemilihan Putri Hijab Minyak Tanah.
Sementara itu, Dissa dan Dwi membuat saya bergejolak ketika berjumpa mereka di bandara. Pengaruh London terbawa sudah ke Makassar. Mungkin ini pertanda bahwa Dwi harus kembali ke London untuk melanjutkan kuliahnya, dan Dissa juga harus ikut. Biar nanti 2017 ketika balik ke Makassar lagi untuk reunian, mereka semakin, cantik, mapan, dan tentu saja siap dipinang. Dipinang oleh pria yang tulus. Tanpa embel-embel tas Gosh apalagi yang masih ada label harganya.

5. Karena Manda Hadir dengan Tiba-tiba
Sulit dipercaya, di tengah lahapnya kami memakan Coto Paraikatte sore itu, ia hadir. Dan saya terkejut. Manda memang masih pendiam. Manda termasuk lima orang paling pendiam di angkatan, sama halnya dengan Sary, April, Pida, dan Benji. Senang rasanya bertemu Manda. Tapi saya mau, pertemuan selanjutnya, ia sudah bergelar S.IP. Bisa ji toh? Bisa jiiiii.....

6. Karena Dilah Masih "Kencang"............
........SUARANYA. Ketika berbicara, suaranya masih seperti dulu. Masih ramai. Masih heboh. Masih suka makan-makanan anak-anak yang di jual di depan sekolah-sekolah. Masih suka ambil foto pake kamera depan. Dan tentu saja, masih imut. Tapi saya berharap semoga Dilah masih suka nulis. Biar secepatnya menyumbangkan tulisan perdananya di blog ini.
(Ikki, I know you're reading this. Post yours!)

7. Karena Akhirnya 'Ngireng' dan 'Diskusi Asyik' Ada Lagi. Setelah Beberapa Tahun Dirindukan.
Sungguh pengalaman yang luar biasa. Terakhir kali saya ikut ngireng kalo tidak salah adalah pada malam tahun baru 2011, di rumah Dwi (dipisah ji laki-laki sama perempuannya). Terakhir kali ngireng yang seangkatan, yaitu tahun 2010 waktu kita jadi panitia baksos, dimana malamnya kita mempersiapkan morcaf di rumah Ridho sambil diam-diam menyiapkan kejutan untuk ulang tahun Icha. Terakhir kali diskusi asyik, kapan ya? Waktu semester 7, dimana kita beberapa kali ngumpul di Baruga untuk berdiskusi mengenai isu-isu HI yang pematerinya kita ganti-ganti. Ingat? Itu lah, yang diinisiasi oleh Ikki.
Nah, di Makassar kemarin, saya dibuat percaya bahwa ngireng dan diskusi asyik adalah bagian dari kita. Walaupun pesertanya hanya saya, Ridho, Apip, Benji dan Fikar (serta topik yang dibicarakan adalah topik-topik umum untuk latihan IELTS), suasana kebersamaan kembali terasa. Bedanya, kali ini tidak ada Nani yang biasa belikan minum, Aldy yang suka bertanya, atau Ivon serta DBD yang suka berfoto-foto di setiap kesempatan ngumpul-ngumpul angkatan.

8. Karena Ada Banyak Kisah Yang Saya Tidak Tahu Kalau Saya Tidak Kembali
Dan banyak kisah serta skandal yang terungkap. Tentang cinta yang datang maupun cinta yang pergi. Sudah lah, jangankan pergi setahun setengah, sebulan saja banyak kejadian mengejutkan. Yang penting, karakter kita masih sebaik dahulu. Dan yang lebih penting, kita bisa belajar dari setiap momen dalam hidup ini. Untuk hidup yang lebih baik. Oleh karenanya, bergabunglah bersama CIMB Niaga. Ehehehe cuma coba-coba.

9. Karena Kami Sempat Ber-Kicau
Kami makan pisang epe' malam itu. Dan sempat melihat kembali twit-twit lama di akun angkatan. Ada rasa rindu untuk ngetwit lagi. Dan akhirnya saya dibantu admin lain, kembali bergoyang dengan tema #KulinerKicau. Beda rasanya ngetwit sendiri dengan ngetwit dibantu oleh admin lain. Kami tertawa seperti orang gila. And that laughter, is the laughter I had been missing since I left Makassar.

10. Karena Angkatan Rapuh Masih Nongkrong Di Canai
Di malam terakhir saya di Makassar, kami berkumpul di Roti Canai Mahadhir. Ada Manda, Chida, Dissa, Amdy, Chris, Riri, Fikar, Benji, Apip, Ridho. Memang waktunya tidak lama. Tapi memorinya akan bertahan lama. Acara nongkrong itu mengingatkan saya pada acara nongkrong terakhir kita dengan jumlah anggota yang cukup banyak. Dulu ada Michael, Nani, April, Ikki, Inna, Aldy, dan lain-lain. Dan tempat ini memang menjadi tempat yang sering kita kunjungi. Sepulang kuliah, saat istirahat, saat tidak ada dosen, atau saat sekedar ingin duduk-duduk dan bercerita. 

11. Karena Angkatan Rapuh Masih Rapuh
Dan tentu saja, liburan kemarin menjadi liburan paling sempurna karena angkatan kita masih seperti dulu. Orang-orang yang sama dengan mimpi yang berbeda. Orang-orang yang sama dengan perjalanan hidup yang berbeda. Tapi liburan kemarin membuat saya tetap percaya, bahwa dimana pun kita berada, sejauh apapun kita berjalan mengejar impian, ada saatnya kita lelah. Lalu kembali. Kembali kepada orang-orang yang mengerti kita. Yang kita sebut keluarga. Yang tahu kita punya masalah tanpa kita ceritakan. Orang-orang yang masih peduli. Masih sudi mendengarkan keluhan kita di kehidupan yang baru. Masih mau menghibur kita dengan lelucon yang sama. Masih saling mendukung. Masih menyayangi. Masih rapuh.





13 Januari 2015,
Di sela-sela penulisan tesis,

Satky