Sunday, September 11, 2016

Dear Wani



“Cha, kalau mauki minta tolong diantar, hubungika nah. InsyaAllah kalau sempatka, saya antarki. Adekku KKN, jadi saya yang pake motornya”, begitu katamu dengan senyum cerah di suatu malam saat kita menunggu ban motor adekmu yang tiba2 bocor di tengah jalan menuju tempat “Syukuran wisudaan”nya Vinsen. Aaah, ini sudah kesekian kalinya dirimu buat saya tertegun sendiri Wan. Tertegun karena bentuk perhatianmu yang selalu tidak terduga dan mencerahkan.

Dirimu yang selalu bisa saya andalkan untuk cerita apa saja. Dari cerita hal2 yang penting dan rahasia, cerita Odo2, curhat tentang rencana masa depan, Calon Suami idaman, sampai Siapa Karakter yang kita pilih di Film X, Drama Y, ataupun Kartun Z.. “Untungnya, pilihan kita selalu nda sama ya, Cha. Kalau tidak berkelahiki. Hehehe”. Begitu katamu saat kita membahas Protagonis siapa yang paling Charming di Drama Korea yang baru saja dirimu tonton. Soal jaga rahasia, jangan ditanya, kalau ada orang yang bisa saya percaya 100%, I will choose you for sure. “Waniiiiii, mauka curhaaaat” adalah kata2 andalanku setiap kali membutuhkan saran dan nasehat di kala galau. Dan dirimu selalu berhasil buat hatiku ringan kembali. Kalau katanya Hutri dan Chris, Wani itu sudah seperti Kakak. Yang selalu bisa memberikan nasehat dan ditempati curhat.

Wani juga selalu bisa diajak kemana saja. Nongkrong di Warkop berjam2, Gramedia, Losari, menjadi tempat pilihan yang selalu kita datangi saat pengen “Dating Berdua”. Kebiasaanta kalau nongkrong di warkop, kita jarang bicara, tapi malah ngobrol lewat Chat FB berdua. Hahaha.. masih ingat waktu itu, kita pernah berencana untuk travelling sama2, jaman2nya Wani lagi suka “Stalking odo2nya”. Hehehe..

Masih jelas rasanya ingatanku saat kita berdua berpelukan dan menangis sama2 di Gedung Registrasi UNHAS. Dirimu yang sedang bersedih karena tidak bisa ujian secepatnya. Saat itu, saya cuman bisa duduk di sampingmu, Cuman bisa bilang “sabar ya Wan” dan berdoa semoga kita bisa wisuda sama2. And Finally, Alhamdulillah, setelah semua kesabaranmu, semua tangis dan air mata, semua doa2 yang Wani panjatkan, akhirnya terjawab sudah. 9 September 2013, kita duduk bersama di baruga bareng Inna dan Ayu. :)

Ketika akhirnya saya berangkat ke China bareng Nu, Fikar, n Chris, dan Wani saat itu berdomisili di Jakarta dan telah dapat pekerjaan tetap, kita masih sangat intens berkomunikasi. “Mauka kerja dulu Cha, biar ada pengalaman”. Begitu jawabmu saat kutanya kenapa tidak ikut daftar beasiswa China disaat Saya dan Chris mengajukan aplikasi beasiswa. Wani juga yang dengan rutinnya mengirimkan pengumuman2 pendaftaran beasiswa Master saat tahu saya ingin melanjutkan pendidikan.

Sewaktu di China, beberapa kali Wani sempat masuk RS. Waktu itu saya pikir mungkin Wani kecapekan karena tugas2 dan pekerjaanya. Sudah menjadi rahasia umum kalau schedule bekerja di Bank sangat padat. “Anemiaku kambuh, Sist”.. adalah kata2 yang beberapa kali dirimu bilang saat kutanya Wani sakit apa dan kenapa berulang kali harus masuk RS. Tak ada kecurigaan sedikit pun di benakku, kalau sakitmu termasuk dalam kondisi “tidak baik”.  Dirimu selalu bisa menyimpan sakitmu sendiri. :’(

“Tidak mauka merepotkan Cha” jawabmu setiap kali saya mengajukan agar anak2 bisa menjemput/mengantar ketika ada acara di kampus. You are really a thoughtfull and strong woman. :’) Saya belajar dan menerima banyak hal darimu Sist. Dari setiap bentuk perhatianmu, setiap keteguhanmu, dan setiap keyakinanmu…

Sampai akhirnya, 10 April 2016, dirimu pergi dengan tiba2 dan tanpa pertanda. Saat itu hapeku mati dan baru kunyalakan jam 1 Siang. Sudah banyak notifikasi missed call, BBM, SMS, LINE dari teman2 yang lain. Kabar kepergianmu sungguh bagai petir di siang bolong, Wan.. saya cuman bisa mematung dan menangis di dalam kamar mandi. Teringat 10 hari sebelumnya, saya masih sempat LINEan denganmu. Penyesalan kenapa selama 10 hari setelah LINE terakhir itu, saya tidak menghubungi lagi, padahal saya berjanji untuk menghubungimu. :’( Speechless, tidak percaya, sedih, campur aduk rasanya Wan. Sediih.. sediih sekali rasanya Wan, dirimu pergi di saat kami tahu masih banyak cita2 dan impianmu yang belum tercapai. Tapi apalah artinya itu semua dibanding yang Maha Memiliki. Allah sayang sama Wani. Tidak ingin melihat Wani sakit lebih lama. Saya percaya, takdir Allah jauh lebih indah dari apa yang kita harapkan. 

Waniiiiiii, hari ini, tanggal 10 September, hari Ulang Tahunmu. Hari dimana seorang sahabat, 26 tahun silam, terlahir dan memberikan banyak kenangan dan manfaat buat orang-orang disekitarnya. Tahun ini dan seterusnya, kami, teman2 angkatanmu, tidak akan mengucapkan Selamat Ulang Tahun lagi untukmu. Tapi doa yang kami iringkan agar Wani selalu diberikan tempat terindah di sisi-Nya, seperti dirimu yang selalu memiliki ruang khusus di hati kami masing2. Kepergianmu, mengajarkan kami banyak hal Wan. Mengajarkan kami untuk lebih menghargai hidup dan waktu. Menghargai orang-orang yang kita sayang, and Live your Life to the Fullest.. Sebelum waktunya, kita juga akan kembali kepada yang Maha Memiliki…

It’s been a long day without you my friend,
And I’ll tell you all about it when I see You Again..
We’ve come a long way from where we began
Oh, I’ll tell you all about it When I See You Again
When I see you again..
Why’d you have to leave so soon?
Why’d you have to go?
Why’d you have to leave me when I needed you the most?
Cause I don’t really know how to tell you
Without feeling much worse
I Know you’re in a better place
But it’s always gonna hurt
………………..
It’s been a long day, without you my friend
And I’ll tell you all about it when I see you again
When I See You Again.. (Charlie Puth)


Kau tahu, sejak kepergianmu, disaat setiap kali saya sedih dan butuh tempat cerita, Saya selalu mengingatmu Sist dan airmata selalu keluar dengan sendirinya. Ahh, betapa saya merindukanmu sist.. saya yakin, Allah mendengar setiap doa2 kami dikala kami mengingatmu…. :’)
We Miss You Waanii..
I Miss You Sist…
and Happy Birthday…. Berbahagialah Wani.. :’)


Icha-K.N