Apa yang kalian ketahui tentang takdir? Apakah hanya sebatas rejeki? Hanya sebatas jodoh yang dipilihkan Tuhan? Sebatas ajal? Atau gabungan dari ketiga hal tersebut yang telah kita yakini telah tertulis dalam Lauh Mahfuzh?
Bagi saya, takdir itu juga mencakup hal lain.
Masih teringat jelas di memori, 5 tahun lalu, saat kita dikumpulkan dalam satu ruangan di kampus kita yang tercinta. Kita membawa segudang cita-cita dan impian masing-masing. Sebagian dari kita masih memegang cita-cita yang telah tergambar di dalam pikiran sejak mengisi bundaran formulir SNMPTN. Namun tidak banyak juga dari kita yang “mungkin” lebih realistis, sehingga cita-cita tersebut lambat lain terkikis oleh kenyataan hidup. Tidak ada yang salah dari hal tersebut. Bagi yang masih memegang cita-citanya, semoga di-ijabah. Dan bagi yang sekarang menemukan tujuan hidup baru, semoga lebih baik dari tujuan sebelumnya.
Di semester pertama, kita disibukkan dengan hal-hal yang memang biasanya menjadi kesibukan anak kuliahan, mengerjakan tugas, mengikuti lomba, bergabung dalam organisasi yang dirasa cocok dengan visi hidup kita, atau kuliah yang diselingi dengan hangout bersama teman dekat atau pacar. Sekali lagi, tidak ada salah dengan itu. Masing-masing kita mempunyai cara dalam menyeimbangkan hidup kita dari tugas dan kewajiban sebagai mahasiswa. Di sela-sela kuliah, kadang kita duduk-duduk di bawah pohon (atau duduk di bangku kantin sembari menunggu pesanan datang) dan membicarakan hal-hal yang mungkin kalau kita ingat, kita merasa bodoh juga sempat menghabiskan tenaga dalam mengurusi masalah orang lain. “eh, putus mi ini dengan itu toh?”, “jadian ki bede si dia dengan dia?” ataukah “ngapamamo ini dosen itu”, “jeleknya mengajar dosen itu”. Kemudian lama kelamaan naik ke level pembicaraan lebih tinggi, “bab berapa mako?”, “moko kuliah di mana habis S1?”, dan pertanyaan lain yang kemudian mengharuskan kita memikirkan kembali ketika telah merebahkan badan di kasur kamar kontrakan.
Kemudiaan….
Jreengg….!!
5 tahun sudah berlalu, secepat membalas pesan dari odo’-odo’. Bagi saya sendiri, saat ini adalah perpisahan kepada kehidupan sarjana. Ada yang lebih cepat berpisah, dan ada pula yang masih nyaman dan berusaha untuk berkarya atau melakukan hal positif dengan status mereka sebagai mahasiswa. Sedikit klise, tidak ada yang salah dengan itu.
Persahabatan dibentuk oleh beberapa hal. Ada yang bersahabat karena sama-sama benci si Anu. Ada yang dekat karena sama visi hidup dan seperjuangan, dan ada pula yang karena sama-sama mengalami masalah hidup yang sama, atau pun karena sering “bobo bareng”. Namun, ada juga yang agak aneh. Walau misalnya kita mempunyai masalah berbeda, visi misi yang berbeda, background yang berbeda, tetap kita saling menguatkan. Dan pastinya, sebagai seorang makhluk sosial, kita telah menemukan sahabat masing-masing dalam kumpulan manusia-manusia yang dipertemukan dalam ranah akademik dan dalam usaha pencarian jawaban “mengapa saya dilahirkan di dunia”. Pertemuan dan persahabatan kita adalah takdir.
Seperti kata pepatah, jika ada pertemuan, maka akan ada perpisahan. Sebagian dari kita, ada yang ditinggalkan, ada yang meninggalkan. Walau, kata orang, teknologi menjadikan jarak tidak lagi menjadi masalah dalam menjaga hubungan pertemanan, bagi saya, kehadiran seseorang (beberapa orang) tetaplah tidak tergantikan. Tidak akan sama. Tidak ada teman yang mungkin kamu minta tolong beri makan ikanmu, atau bantu kamu pindahkan barangmu jika rumah kena banjir, atau sekedar temani kamu makan di blok sebelah. Walau mungkin nanti kalian dapat teman yang seperti itu, rasanya akan beda.
Masing-masing kita telah menemukan jalan (atau akan) menemukan jalan yang kita harapkan (atau bahkan tidak jalan pernah diekspektasikan sebelumnya). Bagi yang meninggalkan, mereka akan mulai hidup baru, mencari teman baru, atau memulai dari nol kembali untuk menemukan seseorang yang dapat dipercaya hanya untuk menceritakan hal-hal jahiliah yang masing-masing pernah kita lakukan. Begitu pula bagi yang ditinggalkan, juga akan membutuhkan waktu untuk beradaptasi tanpa kehadiran yang meninggalkan. Frekuensi komunikasi pun akan sedikit demi sedikit berkurang. Sebulan dua bulan pertama, kita masih intense ber-LINE atau BBM ria. Setengah tahun kemudian frekuensi sms-an atau telpon-telponan dengan sahabat mulai berkurang yang dikarenakan kesibukan dalam tahap lanjut dari pencarian “rejeki” masing-masing. Dan akhirnya, (mungkin) lost contact. Mungkin karena terlalu sibuk, atau karena ganti nomor telepon, atau karena lupa password akun media sosialnya.
Hal ini wajar. Walaupun ketika kita sampai pada tahap grup LINE kita tidak ramai lagi, percaya lah, waktu dan momen yang telah terlewati dengan teman dekat tidak akan hilang dari ingatan. Momen dan waktu yang habis yang membentuk siapa kita. Kebersamaan yang terlewati tetap akan melekat di hati, ibarat jerawat pubertas di wajah anak ABG (weee, AaaBeGee…).
Inilah sebenarnya yang ingin saya katakan, walaupun kita sudah punya jalan masing-masing, dan telah berada di titik perjalanan hidup yang mengharuskan kita berpisah, suatu saat, garis takdir kita akan kembali dipertemukan. Wajah-wajah yang 5 tahun lalu (atau 7 tahun lalu bagi “mahasiswa level anak band”) yang selalu lihat tiap hari akan kalian temui lagi. Inilah yang menjadi buah manis perpisahan. Walau kita berpisah lama, kelak ketika bertemu, lamanya waktu perpisahan yang telah berlalu akan terobati dengan satu pertemuan tadi, seakan kita tidak pernah berpisah. Dalam pertemuan tersebut, kita akan saling belajar dari asam dan manis kehidupan yang teman kita telah cicipi, yang saling dipertukarkan melalui cerita. Ibarat menahan haus ketika berpuasa, semakin lama kita menahan dahaga, semakin terasa nikmat pula es tes manis yang diminum saat berbuka. Begitu lah juga dengan pertemuan. Pertemuan semakin nikmat jika kita lama tak bersua, dan ketika bertemu, tumpah lah semua cerita yang telah kita simpan untuk diceritakan kepada sahabat lamamu, termasuk cerita tentang seseorang yang telah mengambil atau membuatmu patah hati.
Teman-teman sekalian, selamat berjuang dengan fase lanjut hidup kalian. Mari kita saling mendoakan dan mengingatkan.
Orang bugis bilang, “Jika kita tanam padi, pasti akan tumbuh juga rumput. Namun jika rumput yang kita tanam, padi tidak akan kita dapatkan”. Yang artinya, jika kejar akhirat, dunia pasti kita akan dapatkan. Jika hanya kejar dunia, tidak ada akhirat untuk kita. Bukan untuk menggurui, namun sebenarnya ini hanyalah pengingat untuk diri saya pribadi.
Saya mengakhiri tulisan singkat ini dengan kutipan dari Andrea Hirata yang diinteprasikan dari pemikiran agung Harun yahya :
“Hidup adalah nasib, bisa tampak berantakan, misterius, fantastis, dan sporadis (tidak pakai bombastis ji), namun setiap elemennya adalah subsistem keteraturan dari sebuah desain holistik yang sempurna. Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apa pun yang terjadi karena kebetulan. Ini adalah fakta yang tak terbantahkan.”
Makassar, 11 Juli 2015.
Zulfikar Dilahwangsa
(Hampir Ammali Community)
Saturday, July 25, 2015
Friday, May 29, 2015
Sekilas tentang Bercerita
Jarum jam menunjuk angka 12, waktu cetak koran dimulai. Penjelajahan sedari pagi hingga malam telah tertuang di dalam lembar-lembar koran. Ruangan redaksi yang sejak sore ramai riuh dengan tawa, diskusi, lalu berganti nada ketikan "keyboard" komputer pun perlahan sunyi.
Hari Sabtu (30/5) telah tiba. Jumat tertinggal. Esok pun Sabtu akan berganti Minggu. Seperti itulah hidup; berganti, berubah, dan terus berjalan.
Biasanya, pilihan untuk pulang sebelum pukul 24.00 tak banyak. Dan, kali ini, memilih tetap di ruangan yang menyepi itu bukanlah hal yang salah. Ruangan yang berukuran kira-kira 70 meter x 30 meter itu kini hanya diisi oleh belasan orang.
Meski ruangan itu terasa sunyi dan lampu dipadamkan, saat membaca blog Angkatan Rapuh, rasanya jadi riuh.
Apalagi, setelah membaca tulisan terbaru dari Nu dan Inna. Kali ini, menyimak blog itu seakan melewati hari bersama teman Angkatan Rapuh. Menggembirakan!
Rangkaian kata di tulisan Nu tidak terasa kaku. “Kerenyahannya” terasa karena membagikan ide dan pengalaman. Betul, setiap cerita adalah pelajaran dan pembebasan.
Seperti itulah blog Angkatan Rapuh. Bercerita dan berbagi meskipun tak bertatap atau tak bersuara karena soal jarak. Percayalah, bercerita akan membahagiakan.
Banyak hal yang ingin dicurahkan, tapi, biasanya, pertanyaan mau memulai dari mana malah membuat kita berhenti. Tidak masalah. Mulai saja dulu, entah dari mana.
Memulai dari jarum jam yang menunjuk angka 12 di malam hari sepertinya bukan pilihan yang bijak. Bukan hanya karena angka 12, tetapi juga terkait beberapa jam lagi, jarum itu menunjuk angka yang lebih kecil seperti 4, 6, atau 8. Angka-angka yang berarti “penjelajahan” diawali lagi.
Tetaplah bercerita. Selamat ber-Birmingham, Dwi. Selamat ulang tahun Icha. Selamat untuk semuanya dan berbahagialah!
Ikki, Ketua Ojek-HI setelah Apip
Sunday, April 19, 2015
Merhaba!
Waalaikum salam..
Halo, angkatan! Ini janji janji manis untuk menulis ndak tau
kenapa selalu tertunda tunda. Maklum, turki keras apalagi Ankara, kayak ridho galau
terus. Satu jam panas, mendung, angin kencang, hujan, salju, nda jelas satu hari bisa ada 4
musim. Uhuk.
Deh, ada kabar satu satu nyusul ke Inggris dan lainya sedang
prepared, speechless! Kalian terlalu hebat untuk tidak dibanggakan! Apalah saya
ini sedang bergelut dengan bahasa turki yang konon kabarnya bahasa tersulit ke
4 didunia, nda tauma lagi mau bilang apa, asli, jadi orang tolo ka dikelas,
hahhaaha
Adalagi amdee yang datang ke Ankara keak pergi kampus- yos
sudarso, sebentar bentar nelpon “jengg ekye ke Ankara yah jengg..” saya saja ke
Istanbul transit ji kodong, belumpaka liat tempat nongkrongnya Aldi sama Amdee
feat ka Hep***kalian tau lah, LDRanya keras! Ka hep** juga ke Istanbul keak ke
pangkep, regular!. Ngomong ngomong yos sudarso, kualatka sama Chida, hati hati
ko semua yang selalu bilang hati hati yos sudarso kennama’, dormitory ku pas
seperti yos sudarso-unhas, jaaaauuuhhhh, bisami menyebrang ke kota lain,
ampunka Chida, saya taumi bagaimana perasaanmu hahaha
Mauka pale cerita sedikit, ternyata disini ndak sekejam yang
saya bayangkan. Kotanya asik, banyak taman, sedikit sedikit dikiramiki seng
pengungsi Suriah sama pribumi Turki. Degh. Tapi itumi yang bikin berkesan,
at least saya dikira orang Arab (kalo
bukan dikira orang Suriah, Iraq, Libya, Afganistan dan kawan2nya) hahahaha,
Arab dari HongKong!
Ohiya, pas awal2 di sini saya sekamar sama 3 OT (orang
turki, begitu nama beken mereka) tapi hadeuh, sudah jarang mandi, rantasa’,
berisik, dkk akhirnya koalisi “bule bule” (termasuk saya, kan ceritanya saya
disini bule’ toh, uhukuhuk) minta dipindahkan dilantai eksklusif, jadi sekarang
saya sekamar sama anak dari Jordania yang hobinya arab dance dan anak dari
Equador yang suka dengar lagu Koes Ploes, nda ngerti lagiiii…..
Jadi disini, senin sampai jumat pagi sampai menjelang sore, cuman
belajar bahasa Turki, lepas kelas keluyuran cari tempat baru, main monopoli di
kafe atau main kerumah orang Indonesia yang punya apartemen, at least siram indomie. kodong.
Tapi memang, kuliah di luar bisa bikin kepala kita terbuka,
yoi men, apalagi Turki dikelilingi sama Negara2 yang lagi konflik, semoga aman
amanji. Kemarin ketemu sama anak dari Suriah kira kira bilang begini “kalau saya nda
dapat ini beasiswa YTB, mungkin saya sudah mati disana” degh. Padahal itu anak
Jenius!
Ayo, nyusul yang mau kesini, semoga apply YTB tahun ini ada
lagi yang lolos, Istanbul lah atau Ankara, karena kalau kota lain nngg..nggg…
Akhir kata, sudahma beli tiket pulang buat liburan musim
panas, see you all!
-Inna-
Wednesday, March 11, 2015
Tentang Semua
Assalamualaikum
wr wb.
Seiring salam hangat buat teman-teman yang telah jadi sosok-sosok
inspirasi bagi saya sejak kita pake hitam putih ala maba. Siapa yang tidak
bangga menjadi bagian dari angkatan ini. Bersama pemuda pemudi hebat dengan
tindak tanduk yang membumi. (sebelumnya maaf kalau bahasanya ala ala puitis)
jujur sampe skr saya menganggap lebih gampang menulis dengan bahasa skripsi
dibanding cerita lepas seperti ini, bingung bahasanya mau santai dan lucu agar
menarik pembaca tapi apa daya saya tak selihai teman – teman yg sudah posting
sebelumnya. (curhat dikit) tapi bagaimanapun saya harus menulis (thanks satky
sudah mengingatkan, sedikit lagi km mirip inna jadi ibu sekretaris himpunan
yang nagih setoran LPJ setiap triwulan kepengurusan) hhaha masa ituu indah tapi
capek juga kayak rasa waktu pertama pakai behel, sakit tapi enak (hmm. Contoh
yang aneh) melalui kesempatan ini mau berterima kasih juga sama himpunan yang
telah memberikan kesempatan untuk berkreatifitas.
Tapi himpunan itu benda mati.
Jadi berterima kasihlah sama orang – orang yang ada di dalamnya. Lewat
pengalaman berhimpunan juga lah saya bisa mendewasakan diri step by step, dan
pengalaman ini jua satu point bagi saya lulus di LPDP. Alhamdulillah hmm
mungkin ada yang bingung ini kok kebanyakan himpunannya disebut. Hhaha karena
bagi saya, yang jelas bagi saya, tak lain bagi saya, himpunan pada saat saya
berkiprah adalah kebanyakan diiisi oleh teman angkatan saya. dan dikelas pun
saya melihat orang-orang yang saya liat di himpunan.
Intinya bagi saya himpunan
dan angkatan adalah satu. Karena seingat saya, tak satupun kita yang tak pernah
sedikitpun tak bersinggungan dengan himpunan. Di himpunan banyak cerita yang
membuat saya lebih dekat dengan teman-teman. sampe ke masalah hati, himpunan jadi
saksi perjalanan kisah cinta bersama ikki. Hhehe walaupun skr kita sudah putus,
tapi waktu bersama ikki tidak akan pernah di sesali hanya mungkin belum jodoh.
Wallahu alam. pokoknya sampe sepanjang apapun ilustrasi saya himpunan beserta
teman sekalian telah memberi saya banyak teladan.
Makasih semua.
Sebelum dapat
beasiswa LPDP ini, banyak moment yang sebelumnya saya jalani tanpa saya sadari
rangkaian moment tersebut mengantarkan saya hingga akhirnya lulus sebagai
awardee LPDP. Setelah lulus dengan masa studi 3.8 tahun di unhas. sekitar
sebulanan setelah wisuda datang kabar pembukaan beasiswa bahasa ke china. Entah
kenapa yang sebelumnya tidak pernah kepikiran bahasa mandarin karena tau bahasa
ini sangat rumit untuk dipelajari.
Tapi entah apa, jadinya hati tak ada ragu
sama sekali untuk mendaftar. Setelah mengumpulkan berkas berupa motivation
letter, study plan, medical check up, ijasah & transkip, kemudian menunggu
sekitar sebulanan akhirnya kabar itu datang bahwa saya menjadi salah satu
penerima beasiswa. Ya, proses seleksi beasiswa ini belum serumit proses
sekarang ini, yang mana pendaftar harus mengikuti kelas intensif di Indonesia
(les) sebelum berangkat dan beberapa syarat lainnya. Maka berangkatlah saya dan
teman seperjuangan icha ke china. Waktu itu fikar dan christ yang juga dapat
beasiswa ini, berangkat belakangan karena masih ada beberapa urusan yang harus
mereka selesaikan.
Perjalanan dari Makassar – Jakarta – Guangzhou selama waktu
tempuh 6 jam sampai di Guangzhou china lanjut ke Nanchang sekitar sejaman
lebih. Dua cewek rapuh ini tak luput dari drama waktu di bandara soetta Jakarta
mau boarding ke Guangzhou. Kita berdua di tahan di pemeriksaan passport karena
di visa keterangan lama tinggal tertulis nol. Petugas menganggap ini sebagai
masalah. Saya jawab bahwa lama tinggal kami 8 bulan dan kami punya admission
notice dari Nanchang university menerangkan hal tersebut. Pak petugasnya lalu
meminta surat tersebut. Lah, jadi panik, karena surat tersebut ada dalam
bagasi. Which penerbangan connecting dari Makassar-Guangzhou bagasinya tidak
lagi di ambil di Jakarta, tapi nanti pas tiba di Guangzhou baru di pick.
Walhasil jadi paniklah kita berdua. Seharusnya ini tidak sepanik itu, kalau
saja kita punya waktu banyak, pada saat itu waktu tinggal beberapa menit untuk
boarding.
Dan petugas itu masih ngotot.
Sampe akhirnya kepala petugasnya datang
dan menanyakan masalah kita. Akhirnya kita diloloskan boarding, tapi mereka
bilang bahwa tidak menjamin kalau kita akan lolos pas pemeriksaan di china
nanti. Walhasil sepanjang perjalanan di pesawat hati mana bisa tenang pikiran
mengawang bayangin kita diusir atau kena masalah di imigrasi di china. Akhirnya
tiba juga saat sampai di china, antri untuk pemeriksaan imigrasi, jeng jeng
jeng, kita diperiksa dengan lancar tanpa ada masalah sedikit pun tanpa harus
menunjukkan admission notice yang masih belum bisa kita ambil karena posisinya
bagasi diambil setelah pemeriksaan imigrasi. Alhamdulillah leganya luar biasa.
Selama di china pun belajar bahasa mandarin dengan pengalaman nol besar
sebelumnya tentang bahasa ini, membuat kepala rasanya mau meleduk. Tapi masa
masa sulit itu akhirnya terlewati, 3 bulanan untuk mendapatkan ritme belajar
bahasa mandarin. Bersukur mendapat roommate kak hanum, yang lihai bahasa
mandarinnya Alhamdulillah jadi kecipratan juga lantaran di tatar sama kak
hanum.
Banyak juga drama terjadi di china, banyak dapat pelajaran hidup cuyy.
Serius. Tapi bisa jadi cerpen ini, kalau di ceritakan disini. Hhehe ini aja
mungkin sudah pada mual bacanya. Alhamdulillah sepulang dari china, menguatkan
tekad saya untuk melanjutkan studi master, terlebih waktu di china mendengar
kabar super dari kawan sari yang ketrima di LPDP dan juga ada fitri yang
berangkat ke Birmingham untuk lanjut studi master. Sungguh motivasi dosis
tinggi bagi saya.
Sebulanan
di ternate akhirnya bicara serius dengan kedua orang tua, mengenai plan saya
untuk melanjutkan studi. Dimana untuk itu, saya butuh ielts dan HSK sebagai
syarat utama beasiswa yang ada. Dengan modal keyakinan dan promosi ala
marketing dalam menjelaskan dan Alhamdulillah di ACC sama ortu yang merestui
saya untuk lanjut studi dan mendanai biaya ielts preparation.
Berangkatlah ke
Surabaya lanjut mobil ke pare, ongkosnya lumayan murah sby-pare hanya seratus
ribu dengan salah satu travel asal pare. Dijemput di bandara dan dijamin aman
sampe tujuan. Inshaallah. Mulai dari 10 sept – 8 okt di TEST English School
lanjut 2 minggu di Globa English, di dua tempat itu ambil Ielts preparation.
Banyak paket yang ditawarkan bagi yang mau lebih mendalam belajarnya. Harganya
bersahabat utk paket yang saya ambil biayanya 1 juta sudah termasuk kamar. Tapi
sekamarnya ber 5 orang. Awalnya keliatan ribet karena saya berangkat sendiri di
tempat baru. Well tidak terlalu menakutkan sih. Karena mereka yang lainpun
orang-orang baru yang datang untuk belajar, dan emejingnya mereka
pribadi-pribadi yang seru dan superrrr. Benar-benar unforgettable moment ever.
Oh ya pare ini subhanallah makanannya murah sangat. Mulai dari menu western
sampe javatern HaHaHa murah semua. Jajan bisa sampe gelap mata. Setelah selesai
prepration di pare, lanjut ke malang untuk tes HSK. Tes HSK atau Hanyu Shuiping
Kaoshi ini, hanya diadakan 2 kali setahun. Alhamdulillah pas bulan okt ini ada
di malang, maka kesempatan ini langsung saya ambil. Supaya sekali dayung 2 – 3
pulau terlampaui. Ya, perjuangannya pun tidak mudah, secara, belum selesai
dengan ielts sekarang harus ditempa dengan HSK. Huff. maka 2 minggu sambil
nunggu tes HSK di pake buat belajar lagi dan untuk sementara ielts
diistrahatkan dulu. Alhamdulillah lulus HSK dengan mencapai standar target
nilai. Perjuangan berlanjut dengan
ielts.
Ditengah menunggu hari H untuk real test ielts, dapat broadcast tentang
UNIPREP dari dompet dhuafa. UNIPREP adalah kepanjangan dari university
preparation. Jadi, ongkos les ielts dan tesnya ditanggung oleh dompet dhuafa,
selain itu setelah mendapat target 6.5 ielts kita akan di bimbing mendapatkan
loA dan beasiswa dari LPDP sampai nanti di negara tujuan dan menjadi duta
dompet dhuafa. Hmm. Tertarik menjadi duta dompet dhuafa dimana selain belajar
nanti juga bisa beramal jariyah. Subhanallah. Maka mendaftarlah saya, syaratnya
persis syarat berkas LPDP. Dan tak di sangka ternyata fikar juga mendaftar dan
kita berdua sama-sama lolos ke tahap wawancara yang waktu itu di adakan di
kantor beastudi Indonesia di bogor. Tapi nampaknya pengalaman pertama wawancara
saya ini adalah kesuksesan yang tertunda.
Jujur waktu sebelum masuk ruangan
wawancara gugup sangat, walhasil jawaban yang keluar ngaco. Apa yang di jawab
tidak sesuai dengan yang saya tulis. Sudah pasti penilaian jadi jeblok. Padahal
essay, rencana studi semua bikin sendiri tapi bisa beda gitu pas wawancara.
Aneh bin ajaib. Mungkin karena nervous. Pengalaman dari dompet dhuafa ini
menjadi pelajaran besar buat saya, Alhamdulillah, jadi tau seperti apa suasana
wawancara. Dan saya jadi sadar bahwa sebenarnya kita harus mantap dulu sama
diri sendiri sebelum mendaftar beasiswa. Artinya sudah tau betul jurusan dan
universitas yang dituju, tau betul apa yang si pemberi beasiswa cari. Dan
penting juga untuk bisa meyakinkan interviewer bahwa jurusan yang nanti akan
kita pelajari relevan dengan permasalahan Indonesia sekarang. So! Indonesia
bakal butuh kita. Jadi tips buat teman teman yng mau daftar LPDP atau besiswa
lain, baiknya cari tau apa jurusan prioritas yang mereka terima. Kemudian
selaraskan jurusan studi yang akan kamu ambil dengan apa yang mereka cari. Buat
benang merahnya.
Sedikit
kecewa, tapi perjuangan tetap berlanjut karena saya sudah terdaftar untuk real
test ielts dengan biaya pada waktu itu November 2014 adalah 2.450.000 ($195).
Pulang dari bogor, selang beberapa hari saya dan mama yang baru beberapa hari
di malang (susulin saya sekaligus mau jalan jalan di bromo) kami berangkat ke
Surabaya untuk check point terakhir saya di pulau jawa yaitu real test ielts di
IALF Surabaya. Real test ielts itu super ketat. Verivikasi ktp beberapa kali,
finger print, foto, dan akhirnya masuk ruangan tes.
Wewh.
Cukup tegang
pemirsah.
Tapi Alhamdulillah hari itu dapat kekuatan super bisa konsen ngerjain
soal-soalnya. Intinya itu sih, konsentrasi dan sholat tahajjud. Alhamdulillah
perjuangan yang berakhir manis ini, dijalani berdua ditemani mama. Senangnya
berlipat mendapat berita gembira ketika disamping kita ada orang yang kita
cintai. Setidaknya mama yang bukain amplop ielts, karena waktu itu saya
nervousnya minta ampun. Hhaha belum lagi udah dapat wanti wanti dari papa kalau
tidak lulus ieltsnya, maka tidak ada episode pare kedua. Fiuhh but well, I did
it.
Alhamdulillah. Modal
HSK, IELTS, dan info LPDP dari nona toil-toli maka semakin mantap hati ini
untuk mendaftar. Tapi as plan B, saya juga mendaftar di Erasmus Mundus yang
nanti april 2015 pengumumannya, Orang tulip scholarship, dan bersiap untuk
turkey burslari juga Australian Awards Scholarship. Pokoknya scholarship
hunter.
Setelah
berkasnya rampung, akhirnya 20 januari 2015, beres, dan mendaftar online di
lpdp.depkeu.go.id. akhirnya datang pengumuman bahwa lolos ke tahap wawancara.
Berlokasi di Makassar, saya, dissa, afif dan risky maju ke medan wawancara
LPDP. Tanggal 9-10 feb 2015. Selain wawancara juga ada tes LGD (leaderless
group discussion). Lucunya saya, afif, dan dissa kembali berjodoh dikumpul
dalam satu kelompok LGD 14A. serasa lagi diskusi di kelasnya pak patrice. hhihi
proses wawancara saya agak berbeda dengan afif dan dissa yang katanya rada
riweuh juga interviewernya. Sedangkan risky hampir sama dengan saya, yang
prosesnya agak santai.
Selama proses wawancara interviewer saya Alhamdulillah
apapun jawabannya gak pernah di bantai sama mereka paling banter ada ekspresi
bingung aja pas dengar jawaban saya. hhaha saya awalnya di Tanya soal profil
dan loA. Pada saat itu saya baru punya loA conditional dari university of
Birmingham jadi tidak saya upload pas mendaftar karena yang diminta adalah
unconditional. Tapi posisinya saya telah mengirim berkas yaitu legalisir ijasah
dan transkip yang menjadi syaratnya. interviewernya sangat getol nanyai apakah
kamu udah pasti dapat uncond atau tidak, kalau iya, kapan. Dan saya hanya bisa
menjawab sesuai kenyataan bahwa saya tidak tau kapannya tapi 95% inshaallah
saya bisa dapat loA uncond, cara meyakinkan interviewer pada saat itu adalah
saya katakan bahwa saya telah berkomunikasi dengan staff admissionnya dan
mereka telah memberi kabar positif hanya saya harus menunggu tanpa menyebutkan
tanggal yang pasti.
Selain itu pertanyaannya seputar cita cita saya, kata
interviewernya susah loh kalau kamu mau jadi diplomat. Karena setiap 2 tahun
sekali suami harus turut istri keluar negeri kalaupun nikah dengan sesama
diplomat itupun harus ditugaskan di negara yang berbeda. Jawaban saya yaitu iya
bu, sambil senyum, dan cerita bahwa saya sudah mendengar dan mengerti
konsekuensi diplomat karena kebetulan waktu di china ketemu sama teman yang
omnya seorang diplomat jadi kita sudah banyak sharing (sama kak hanum). Dari
situ ibunya baru tau kalau saya pernah ke china. Hmm. Mungkin ini satu pointnya
bahwa kita perlu tau apa apa kelebihan kita untuk jadi bargaining power pada saat
wawancara namun kita harus membawakannya dengan cara yang membumi. Jangan
sampai ada kesan show off. Oh ya saya
juga ditanya kenapa pilih Birmingham, disini teman teman harus hafal rangking
universitas tersebut selain alasan alasan lain yang mungkin teman teman punya.
Ini akan menunjukan bahwa teman teman cari tau mendalam tentang universitas
tujuan teman teman. saya lantas di Tanya kembali apa kamu pantas sekolah
disitu. Ini dan pertanyaan apakah kamu pernah gagal. Dua pertanyaan tersebut
bisa jadi jebakan juga kalau kita jawabnya terlalu dibawa ribet. Hhehe waktu
itu saya jawab aja saya merasa pantas karena rajin belajar dan pantang menyerah
trus soal gagal, pernah pas ikutan UNIPREP dompet dhuafa. Itu aja. Hhehe
Itu
dan beberapa pertanyaan lainnya seperti bagaimana cara mendapatkan rekomendasi,
apa prestasimu, selama s1 pernahkah mendapat beasiswa, lancar mandarinnya, bisa
intrepter ga, dll. Oh ya, tips pembukanya yang harus di awal, kalau teman teman
baru akan memulai wawancara jangan sampe lupa jabat tangan dengan semua
interviewer walaupun mereka lagi sibuk baca berkas. Waktu itu saya malah
dianggurin sama salah satu interviewer tapi tetap aja dengan senyum dan sapaan
selamat pagi saya minta berjabat tangan dengan ibu tsb. Setelah itu, jangan
dulu duduk sebelum teman teman di persilahkan. Kurang lebih demikian, setelah
wawancara besoknya kami mengikuti tahapan LGD. Dan kebagian topik perpanjangan
kontrak Freeport. Kami berlima dan ada dua orang psikolog di ruangan yang
sempit tanpa ac. Alhamdulillah LGD berjalan smooth tanpa perdebatan mendalam
antara kami. Yang penting di LGD adalah kita bisa menghadirkan solusi dan
tentunya memerhatikan kaedah diskusi yaitu menghargai hak orang lain untuk
berpendapat jangan sampai saling sanggah dan menjatuhkan.
Selesai tahapan
wawancara dan LGD, sampai pulang ke ternate Cuma bisa ketemu dissa dan afif,
trus mikel, ridho dan riri tapi di tempat yang terpisah. Disitu kadang saya
merasa sedih. Yang lainnya sedang sibuk nampaknya. Hmm. 10 maret 2015 akhirnya
tiba juga, dan kembali mama yang liatin hasilnya karena cukup deg deg ser waktu
itu. Hhaha Alhamdulillah melihat nama di urutan 171 master luar negeri,
langsung pelukan sama mama sampe nangis bareng. ALLAHU AKBAR. Alhamdulillah
ALLAH SWT takdirkan rejeki di LPDP. Saat ketik ini Alhamdulillah dapat email
dari pihak lpdp kalau saya masuk PK 32. Bismillah for the next step. Inshaallah
di lancarkan.
Sampai
disini, Sekali lagi terima kasih kekangkawan semua. Semoga cita cita kita mulia
dan tercapai. Apapun itu mudah mudahan berkah bagi banyak orang. Semangat!
Nu
Monday, January 12, 2015
11 Alasan Mengapa Liburan Saya di Makassar pada Januari 2015 Adalah Liburan Paling Sempurna
So, yes, I went back. After more than 16 months.
Tiga semester sebelumnya, hadiah yang saya berikan untuk diri saya setiap kali selesai ujian akhir adalah tidur, makan sepuasnya, lalu membaca buku-buku seharian di atas tempat tidur sampe mengantuk, kemudian terbangun karena lapar, lalu makan, lalu baca buku lagi, sampai tertidur lagi, dan seterusnya. Hidup ini indah. Tapi di akhir semester empat, saya ingin menghadiahkan diri saya sesuatu yang pantas saya dapatkan. Dan saya membeli hadiah itu dua bulan sebelum saya menyentuhnya. Saya akhirnya pulang ke Makassar.
And it was the most perfect post-exam reward I gave to myself.
And it became the most perfect holiday since 2013.
Kenapa?
1. Karena Benji dan Riri Hadir Bagaikan Malaikat
Semalam sebelumnya saya diberi tahu oleh Amdy dan Fikar bahwa dua orang ini akan mengangkut teman-teman kita ke bandara. Saya terenyuh. Kesetiaan mereka pada angkatan ini dari dulu tidak hanya dibuktikan dengan hadir pada acara makan-makan, tetapi juga mengantar teman-teman kemana-mana. Keluar makan, keluar karaoke, pergi bandara, dan sebagainya. Tanpa mereka, pasti saya akan mengeluarkan lebih banyak biaya. (Tolong April jangan bilang 'nda goyang ji CIMB' nah).
Terima kasih Benji dan Riri.
CEPAT KI ITU NAIK UJIAN MEJA DI'.
2. Karena Amdy dan Chris Membawa Kabar Gembira Yang Lebih Gembira dari Kabar-kabar Gembira Lainnya
Dan Christiansen Frisilya Perangin-Angin resmi menjadi orang kedua di angkatan ini yang bekerja bersama BUMN. Setelah Dita di J*******k, Chris dalam hitungan hari saja akan berstatus sebagai Pegawai OjekHI OJK. Luar biasa sungguh teman-teman ini. Tunggu mi saya sama Dissa nanti ikut-ikutan juga kerja di BUMN. Pos Indonesia, biar bisa ki keliling NKRI dan cari jodoh dari Sabang sampai Merauke, dari Bima sampai Soni, dari Donri-donri sampai desa Cia-cia.
Trus apa bede kabar gembiranya Amdy? Ehehehe, tunggu mi sampai dia dapat giliran diantar ke bandara.
3. Karena Fikar, Apip dan Ridho Ternyata Pria Paling Macho se-BTP
Pulang ke Makassar, saya menyadari ternyata mereka telah berubah. Semua ini karena produk Barat. Ya, Murray's Pomade itu telah menjatuhkan ideologi mereka. Mereka tidak lagi menggunakan produk lokal seperti minyak urang-aring atau Gatsby. Sungguh perubahan drastis. Dengan Murray's Pomade itu, mereka kini dinobatkan sebagai pria paling tampan se-BTP. Tidak mengherankan jika Dilah, tetangga mereka, diam-diam suka melirik mereka sambil pura-pura jemur baju dan dengar lagu Gita KDI. Apalagi kalo naik motor gede mi Ridho. Heeem... Na kalah-kalah pesonanya Fais atau Ishaq atau Ikki waktu Maba.
4. Karena Chida Tambah Putih dan Dwi dan Dissa Tambah Cantik
Seputih-putihnya Nu yang ada darah Cina nya, seputih-putihnya Vinsen yang kuliah di Cina, seputih-putihnya Hutry yang minum glukogen, lebih putih ki Chida sekarang. Serius ka' teman-teman. Mungkin karena Pertamina Foundation suka bagi-bagi SK-II gratis. Atau mungkin Chida mau ikut pemilihan Putri Hijab Minyak Tanah.
Sementara itu, Dissa dan Dwi membuat saya bergejolak ketika berjumpa mereka di bandara. Pengaruh London terbawa sudah ke Makassar. Mungkin ini pertanda bahwa Dwi harus kembali ke London untuk melanjutkan kuliahnya, dan Dissa juga harus ikut. Biar nanti 2017 ketika balik ke Makassar lagi untuk reunian, mereka semakin, cantik, mapan, dan tentu saja siap dipinang. Dipinang oleh pria yang tulus. Tanpa embel-embel tas Gosh apalagi yang masih ada label harganya.
5. Karena Manda Hadir dengan Tiba-tiba
Sulit dipercaya, di tengah lahapnya kami memakan Coto Paraikatte sore itu, ia hadir. Dan saya terkejut. Manda memang masih pendiam. Manda termasuk lima orang paling pendiam di angkatan, sama halnya dengan Sary, April, Pida, dan Benji. Senang rasanya bertemu Manda. Tapi saya mau, pertemuan selanjutnya, ia sudah bergelar S.IP. Bisa ji toh? Bisa jiiiii.....
6. Karena Dilah Masih "Kencang"............
........SUARANYA. Ketika berbicara, suaranya masih seperti dulu. Masih ramai. Masih heboh. Masih suka makan-makanan anak-anak yang di jual di depan sekolah-sekolah. Masih suka ambil foto pake kamera depan. Dan tentu saja, masih imut. Tapi saya berharap semoga Dilah masih suka nulis. Biar secepatnya menyumbangkan tulisan perdananya di blog ini.
(Ikki, I know you're reading this. Post yours!)
7. Karena Akhirnya 'Ngireng' dan 'Diskusi Asyik' Ada Lagi. Setelah Beberapa Tahun Dirindukan.
Sungguh pengalaman yang luar biasa. Terakhir kali saya ikut ngireng kalo tidak salah adalah pada malam tahun baru 2011, di rumah Dwi (dipisah ji laki-laki sama perempuannya). Terakhir kali ngireng yang seangkatan, yaitu tahun 2010 waktu kita jadi panitia baksos, dimana malamnya kita mempersiapkan morcaf di rumah Ridho sambil diam-diam menyiapkan kejutan untuk ulang tahun Icha. Terakhir kali diskusi asyik, kapan ya? Waktu semester 7, dimana kita beberapa kali ngumpul di Baruga untuk berdiskusi mengenai isu-isu HI yang pematerinya kita ganti-ganti. Ingat? Itu lah, yang diinisiasi oleh Ikki.
Nah, di Makassar kemarin, saya dibuat percaya bahwa ngireng dan diskusi asyik adalah bagian dari kita. Walaupun pesertanya hanya saya, Ridho, Apip, Benji dan Fikar (serta topik yang dibicarakan adalah topik-topik umum untuk latihan IELTS), suasana kebersamaan kembali terasa. Bedanya, kali ini tidak ada Nani yang biasa belikan minum, Aldy yang suka bertanya, atau Ivon serta DBD yang suka berfoto-foto di setiap kesempatan ngumpul-ngumpul angkatan.
8. Karena Ada Banyak Kisah Yang Saya Tidak Tahu Kalau Saya Tidak Kembali
Dan banyak kisah serta skandal yang terungkap. Tentang cinta yang datang maupun cinta yang pergi. Sudah lah, jangankan pergi setahun setengah, sebulan saja banyak kejadian mengejutkan. Yang penting, karakter kita masih sebaik dahulu. Dan yang lebih penting, kita bisa belajar dari setiap momen dalam hidup ini. Untuk hidup yang lebih baik. Oleh karenanya, bergabunglah bersama CIMB Niaga. Ehehehe cuma coba-coba.
9. Karena Kami Sempat Ber-Kicau
Kami makan pisang epe' malam itu. Dan sempat melihat kembali twit-twit lama di akun angkatan. Ada rasa rindu untuk ngetwit lagi. Dan akhirnya saya dibantu admin lain, kembali bergoyang dengan tema #KulinerKicau. Beda rasanya ngetwit sendiri dengan ngetwit dibantu oleh admin lain. Kami tertawa seperti orang gila. And that laughter, is the laughter I had been missing since I left Makassar.
10. Karena Angkatan Rapuh Masih Nongkrong Di Canai
Di malam terakhir saya di Makassar, kami berkumpul di Roti Canai Mahadhir. Ada Manda, Chida, Dissa, Amdy, Chris, Riri, Fikar, Benji, Apip, Ridho. Memang waktunya tidak lama. Tapi memorinya akan bertahan lama. Acara nongkrong itu mengingatkan saya pada acara nongkrong terakhir kita dengan jumlah anggota yang cukup banyak. Dulu ada Michael, Nani, April, Ikki, Inna, Aldy, dan lain-lain. Dan tempat ini memang menjadi tempat yang sering kita kunjungi. Sepulang kuliah, saat istirahat, saat tidak ada dosen, atau saat sekedar ingin duduk-duduk dan bercerita.
11. Karena Angkatan Rapuh Masih Rapuh
Dan tentu saja, liburan kemarin menjadi liburan paling sempurna karena angkatan kita masih seperti dulu. Orang-orang yang sama dengan mimpi yang berbeda. Orang-orang yang sama dengan perjalanan hidup yang berbeda. Tapi liburan kemarin membuat saya tetap percaya, bahwa dimana pun kita berada, sejauh apapun kita berjalan mengejar impian, ada saatnya kita lelah. Lalu kembali. Kembali kepada orang-orang yang mengerti kita. Yang kita sebut keluarga. Yang tahu kita punya masalah tanpa kita ceritakan. Orang-orang yang masih peduli. Masih sudi mendengarkan keluhan kita di kehidupan yang baru. Masih mau menghibur kita dengan lelucon yang sama. Masih saling mendukung. Masih menyayangi. Masih rapuh.
13 Januari 2015,
Di sela-sela penulisan tesis,
Satky
Subscribe to:
Posts (Atom)