Dari Gedung Pusat Kegiatan
Penelitian Universitas Hasanuddin lantai 5, Amdya Hisyam melaporkan:
Telah ditemukan 3 mahasiswa HI
UNHAS Angkatan Rapuh yang tengah mati-matian berusaha berperang dengan IELTS. Fadhilah Trya Wulandari (22) merupakan gadis BTP yang lincah dan dinamis layaknya penari
–lah emang dia penari- ini didapati sedang mengikuti les IELTS yang maha
dahsyat di BTP, dimana dia bersekolah dari SD, SMP, dan SMA, lalu kemudian
kuliah di UNHAS yang hanya berjarak 5 menit dari BTP kemudian lagi berpacaran
dengan orang BTP juga. Sungguh. Gadis eksotis ini begitu mencintai BTP. *terus?
Perjuangannya menghapal seluk beluk BTP tidak sebanding dengan keinginannya
berhadapan langsung dengan IELTS. “Hi, could you come today to confront me?”
mengutip Afif Muhammad (23), teman les sejati yang boros nafas.
Lalu, ada Dissa Julia Paputungan
(23) mantan PR Executive Swiss Bell-Inn Makassar ini tega menghabisi nyawa
karirnya yang telah dia hidupi selama kurang lebih 8 bulan di hotel bintang 4
itu hanya karena iming-iming kesulitan IELTS dan masa depan yang lebih
cemerlang. *hebat kaann? Begitu bersemangatnya, dia sampai melibatkan sang Oppa
kekasih tersayang sebagai observer betapa IELTS itu bisa menjadi momok
mematikan yet hillarious kalau
latihannya di Pizza Hut Makassar Town Square disandingkan dengan dua tersangka
lain.
Nah, tersangka terakhir
Purnamasari A. Nadjun (24) yang sungguh begitu tragis mendapati dirinya harus
berurusan dengan IELTS. Perempuan ini begitu percaya dirinya bahwa dia tidak
akan berurusan dengan IELTS. Hanya saja, takdir berkata lain. Keinginannya menaklukkan
UK harus dibarengi dengan skor IELTS yang cukup. Katanya sih, 7.5 boleh lah. Hmmm.
Ni ke reenn. *ini bahasa Mandarin, pemirsa. Warisan buku latihan setebal 10 cm
dengan ketebalan debu hampir sama sudah menjadi makanan ikan. Saat ditanya
apakah dia ingin ikut les seperti dua tersangka lain, maka jawabannya adalah:
inakke (red: bahasa Makassar untuk kata ‘saya’) tidak mau. Mending uang les
dipakai untuk tes IELTS lagi kalau skor belum cukup. Sungguh luar biasa.
Ketiga perempuan ini telah ditempa
dengan kerasnya ombak kehidupan untuk menggapai asa menuai cita yang mulia
sebagai: ibu rumah tangga. *eh
Sekian. Laporan disampaikan
seadanya dibawah tekanan Dementor dan tatapan mata workmates yang mengira-ngira
saya sedang sibuk mengetik apa.
Jika ada sumur di ladang, boleh
kita menumpang mandi. Jika ada umur yang panjang, boleh kita berjumpa lagi.
*ala warkop DKI
No comments:
Post a Comment